Minggu, 13 November 2016

Curriculum Vitae Ketua Rayon

KOPRI PKC PMII Lampung

selamat atas terpilihnya sahabati sebagai Ketua Umum KOPRI PKC PMII Lampung Periode 2016-2018.

semoga dpat menjalankan amanah pergerakan dengan semaksimal mungkin yang terdapat di dalam ADART PMII, NDP, dan Pedoman Organisasi (PO)


Rabu, 09 November 2016

Sejarah Singkat Hari Pahlawan 10 November 1945 ”Ulama , Kyai Dan Para Santri Ikut Andil Besar“

"Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang menghormati Jasa pahlawannya"

Meski bangsa Indonesia saat itu sudah memproklamasikan kemerdekaan pada seluruh penjuru dunia dari rongrongan para penjajah asing. Namun tetap saja masih saja intervensi dan upaya dari para penjajah asing untuk mencoba menguasai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dan salah satu peristiwa yang paling bersejarah usai Indonesia merdeka terjadi di Surabaya pada 10 November 1945 di mana saat itu tentara Indonesia yang di bantu warga sipil dan para santri dari pondok pesantren terlibat pertempuran hebat dengan tentara Inggris.
Insiden pertempuran itu sendiri di picu oleh tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30 WIB saat terjadi insiden dengan sekelompok Milisi Indonesia di sekitar Jembatan Merah.
Kemantian Mallaby membuat Inggris marah besar dan kemudian lewat  Mayor Jenderal Robert Mansergh memberi multimatum kepada pejuang dan para pimpinan rakyat Indonesia agar menyerahkan senjatanya sebelum pukul 06.00 WIB. Namun ultimatum ini di di abaikan karena di nilai merendahkan martabat Bangsa Indonesia hingga akhirnya terjadilah pertempuran hebat di mana Inggris mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.
Namun di luar dugaan serangan gencar Inggris yang membombadir kota Surabaya ini mampu di lumpuhkan dalam tiga hari di mana para tokoh masyarakat seperti pelopor mudaBung Tomo yang berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan skala besar Inggris.
Selain itu jangan lupakan pula peran besar para ulama dan Kyai saat itu seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai) sehingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung lama, dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota Surabaya akhirnya jatuh di tangan pihak Inggris.
Setidaknya 6,000 – 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 – 2000 tentara. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.